Senin, 13 Januari 2020

Banjir Jakarta


Banjir yang melanda Jakarta pada tanggal 1 Januari 2020 yang merupakan salah satu musibah banjir terparah dalam beberapa tahun ini. Banjir tersebut menurut Ahli Geospasial, Bintang Rahmat Wananda, curah hujan yang tercatat di Halim melebihi rekor curah hujan harian kala ulang 1.000 tahun.

Padahal jika merujuk kurva Gumbel, diprediksi curah hujan tertinggi maksimal hanya sampai 208 mm/hari. Hal ini menurut Bintang, ada dua kemungkinan.

Kemungkinan pertama adalah akibat perubahan iklim.
Kedua, lantaran disebabkan adanya urban heat island atau perubahan iklim lokal. 

“Perubahan iklim lokal terjadi akibat udara panas yang terperangkap dalam hutan beton suatu wilayah, dalam hal ini kota.
Sehingga lama kelamaan akan membentuk pola cuaca tertentu yang berubah menjadi iklim lokal. Namun ini baru perkiraan saja. Perlu kajian lebih mendalam,” ujar Bintang saat ditemui reporter Tirto, Senin, 6 Januari 2020.

Pada banjir kali ini pula, terdapat beberapa titik banjir yang tidak terendam dalam banjir besar sebelumnya pada 2014, akan tetapi terendam genangan pada tahun ini. Kami membaginya dalam tiga peta; peta sebaran banjir 2014 yang berwarna biru, peta sebaran banjir 2020 yang berwarna merah dan peta tumpang tindih (overlay) kedua tahun tersebut yang berwarna ungu yang berarti di daerah tersebut terendam banjir baik 2014 maupun 2019. Namun, harus diketahui peta tersebut hanya merepresentasikan kelurahan terdampak, bukan titik banjir secara presisi. Hal ini lantaran dalam satu kelurahan ada RW yang terendam banjir ada yang tidak, begitu pun dalam satu RW, tidak semua RT ikut terendam. Dari peta ketiga tersebut terlihat titik baru pada 2020 seperti Kelurahan Meruya, Joglo, Palmerah, Menteng, Karet Semanggi, Kuningan Timur, dan lain-lain. Kendati demikian, beberapa daerah tersebut ada juga yang pernah terendam banjir pada banjir-banjir sebelum 2014.


Untuk kronologis singkat terjadinya banjir adalah sebagai berikut





yang disebabkan oleh banjir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) meninggal terdampak banjir hingga Senin (6/1) mencapai angka 67 orang. Jumlah ini bertambah tujuh orang dibandingkan sehari sebelumnya.



Dampak karena banjir adalah kerugian yang menimpa masyarakat akibat kerusakan rumah, mobil maupun kehilangan barang berharga. Kerugian tersebut masih ditambah dengan aktivitas ekonomi yang lumpuh akibat banjir. Salah satunya, kerugian peritel di wilayah Jakarta bisa mencapai Rp 960 miliar akibat banjir pada Tahun Baru 2020.



Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Catatan Nilai Kerugian Banjir Jakarta, Bisa untuk Bangun 19.381 Desa di Indonesia",


Sumber :
https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/03/162307665/catatan-nilai-kerugian-banjir-jakarta-bisa-untuk-bangun-19381-desa-di?page=all.



BTS Pembuatan Design Halaman Web Login / Sign-Up

Berikut merupakan BTS pembuatan Desain Laman Login/Sign-Up